Fenomena Meningkatnya Politik Identitas di Indonesia: Sebuah Kajian Mendalam
Politik identitas, fenomena yang tengah marak di Indonesia. Banyak yang mengaitkannya dengan isu SARA yang sering menjadi sorotan media. Menurut Rizal Sukma, pakar politik dari CSIS, "Politik identitas di Indonesia kini semakin terasa efeknya dalam berbagai aspek kehidupan sosial".
Dalam dekade terakhir, kian nyata peran politik identitas di negeri ini. Dinamika politik lokal hingga nasional banyak dipengaruhi oleh isu-isu yang berbau etnisitas, agama, atau suku. Misalnya, pilkada DKI Jakarta 2017, yang dituduh banyak pihak sebagai manifestasi dari politik identitas. Sukma menambahkan, "Politik identitas telah mempengaruhi banyak pemilihan kepala daerah dan bahkan pemilihan presiden".
Tapi, ini bukan fenomena baru. Multi-identitas selalu ada di Indonesia. Dengan lebih dari 600 suku dan 300 bahasa, negara ini memang sangat majemuk. Namun, peningkatan politik identitas dapat merusak harmoni sosial. "Munculnya isu-isu berbasis identitas ini, jika tidak ditangani dengan baik, bisa mengancam stabilitas negara," ujar Sukma.
Nasionalisme dan Keterkaitannya dengan Politik Identitas di Indonesia
Nasionalisme, yang seharusnya menjadi penyatu bangsa, kini justru menjadi alat politik identitas. Faktanya, nasionalisme semakin digunakan untuk membedakan antara "kami" dan "mereka". Ini menurut penelitian terbaru dari Dr. Ikrar Nusa Bhakti, peneliti senior LIPI.
Bhakti menyimpulkan, "Politik identitas telah merubah wajah nasionalisme di Indonesia, dari semangat persatuan menjadi alat pemisah". Nasionalisme yang semestinya berarti cinta tanah air dan persatuan, kini kerap diartikan secara sempit: hanya untuk kelompok tertentu saja. Contohnya, isu nasionalisme sering kali digunakan untuk menjustifikasi penolakan terhadap orang-orang dari luar suku atau agama tertentu.
Namun, Bhakti berharap, Indonesia tidak terjebak dalam permainan politik identitas yang eksklusif. "Negara ini didirikan atas dasar Bhinneka Tunggal Ika, kita harus kembali ke prinsip-prinsip dasar itu," katanya.
Maka dari itu, penting bagi kita semua untuk kembali memahami makna nasionalisme yang sebenarnya. Sebuah nasionalisme yang inklusif, yang merangkul semua suku, agama, dan golongan di Indonesia. Kita harus bekerja sama membangun negara ini, bukan saling menjatuhkan.
Jadi, perlu adanya pemahaman yang benar tentang nasionalisme. Serta sikap yang bijaksana dalam menyikapi fenomena politik identitas yang sedang marak. Hanya dengan demikian, kita bisa menjaga keutuhan dan keharmonisan bangsa Indonesia.