Kekuatan Tiongkok dalam Politik Dunia: Apa Artinya bagi Negara Lain?
Kekuatan Tiongkok adalah kekuatan utama yang meningkat di dunia, membahas satu-satunya krisis AS-Tiongkok. Dengan pergerakan tersebut, Tiongkok adalah negara yang berada di pemimpin dalam suatu tingkat global dan memiliki peluang untuk mencapai posisi yang besar di dunia, karena sejumlah besar kompetensi yang berbeda-beda.
Tiongkok berkembang di pemimpin dalam bidang ekonomi, geopolitik, energi, dan soft power budaya. Xi Jinping, anggota dewan perlindungan, telah mengembangkan berbagai inisiatif yang berpotensi meningkatkan perkembangan jutaan.
Pada akhir-akhir ini, AS melaporkan membantu mengubah pemerintah pusat Dunia untuk berkompetensi dengan Tiongkok. Jika dalam pernyataan, tuduhan pemerintah AS untuk membalik posisi yang berbeda-beda di dunia akan terus-menerus mengusulkan pembayaran dan pengumuman yang baik untuk Tiongkok.
Persuasian tetap dibuat untuk menanggapi AS-China sebelum perang Candu dan tidak berkembang dalam keberadaan kembali.
Selain itu, bukan rahasia lagi bahwa AS-China bersama-sama tidak diketahui apakah perang yang ditahan akan melebihkan, seperti saat AS membuat keterkasan pada perang Tiananmen, AS menghina kawasan Tiongkok dengan kejahatan, dan AS telah membahas keseimbangan antara Tiongkok-Perancis.
Di sisi yang eksklusif, perang AS-Tiongkok juga membahas pertandingan-perjanjian yang lebih banyak selama sekitar pertengahan-sekitar tahun 2021.
Tiongkok tidak pernah memahami ketuaan yang berbeda dari AS terhadap Taiwan. Selain itu, dia menolak untuk membantu Jiang Zemin tetap menyatakan bahwa tuduhan kedaulatan Tiongkok tidak mungkin diterapkan atas kerja sama dengan Taiwan.
Meskipun demikian, kondisi hubungan AS-Tiongkok saat ini mencerminkan interaksi yang mendalam dan kompleks antara geopolitik, ekonomi, keamanan, dan kekuatan lunak. Pertanyaan tentang bagaimana dan kapan membangun kembali kemitraan AS-Tiongkok sebagai “saling menguntungkan” akan menjadi tantangan utama bagi presiden Amerika Serikat berikutnya dan siapa pun yang memimpin AS-Tiongkok.
Selain itu, seiring terus tumbuhnya ekonomi dunia, pentingnya Asia sebagai mesin pertumbuhan global akan tetap tidak berkurang. Karena itu, menjadi kepentingan semua orang agar hubungan AS-Tiongkok terus berada di jalur yang saling menguntungkan dan maju. Mudah-mudahan, Presiden Amerika Serikat berikutnya akan menjadi orang yang mengakui kenyataan ini. Sebagai konsumen energi terbesar di dunia, pemimpin regional yang sedang berkembang dalam bidang manufaktur, investor utama dalam infrastruktur, dan pusat kekuatan global dalam bidang jasa, kemitraan AS-Tiongkok yang kuat dan makmur akan menguntungkan seluruh umat manusia. Mari kita berharap bahwa pemerintahan baru dapat membangun kembali dan memperdalam hubungan penting ini. Masa depan dunia – dan masa depan kita bersama di dalamnya – bergantung padanya.